Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Sabtu, Februari 02, 2008

WANITA


KESABARAN

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah ! tidak jadi apa-apa !
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli
Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpecing mata
Menunggu reda yang mesti tiba

(chairil anwar, April 1943)


Hari ini sudah sering kali handphone ku berbunyi, ada yang sekadar iseng miscall hingga yang memang benar-benar menelpon, ada juga sms dari penyedia layanan jaringan selular dengan menawarkan promonya. Diantara sekian banyak sms hadir di handphone ku yang tua dan usang ini, ternyata masih ada sms yang cukup menarik hingga membuatku harus sedikit memberikan perhatian terhadap isinya.

Maaf, aku tidak bisa menuliskan isi sms itu, aku kira cukup aku dan si dia saja yang mengetahuinya, ya... sms dari wanita bahkan dua wanita yang mengirimkan sms dengan nada sama, klasik lah kalau boleh aku menilainya. Intinya mereka menanyakan soal kabar, apa kegiatan sekarang, udah makan belum, udah mandi belum, udah salat belum. Bah..... muak aku melihatnya, padahal aku sendiri belum pernah mengirimkan sms dengan nada seperti itu. Apakah ini inisiatif dari mereka hingga harus menanyakan hal-hal yang aku nilai itu privasi buat ku untuk menjawabnya. Apalagi diakhir smsnya juga dibubuhi dengan kata-kata yang manis, tambah mual aku membacanya.

Mau di bilang sayang, mau di bilang perhatian, atau mau minta dibilang romantis? Melalui tulisan ini aku tegaskan bahwa aku bukan laki-laki yang romantis, perhatian apalagi penyayang. Aku hanya lelaki sangar dan garang terhadap kaum wanita, namun ini bukan berarti aku memiliki penyakit penyimpangan seksual. Aku hanya ingin berjalan sendiri tanpa diganggu oleh kata-kata manis dan manja dari wanita. Itu saja... tidak ada yang rumit aku kira.

Yah, ini mungkin buah dari kesalahan ku kemarin-kemarin. Sebagaimana kebiasaan ku sebelum-sebelumnya aku sangat anti miscall apalagi di miscall, aku merasa itu sangat mengganggu sekali. Di tambah lagi yang miscall sendiri aku tidak tahu orangnya.
Ternyata memang benar kalau wanita itu pengganggu tidur, penggelitik telinga sedang istirahat, pembuka kunci bibir dari kata-kata kotor.

Yang sampai hari ini tidak aku ketahui apakah mereka sadar kalau aku terganggu, aku sangat terganggu sekali akan kata-kata manja mereka, dengan maksud agar aku telpon balik. Padahal aku merasa aku tidak memberikan perhatian khusus terhadap mereka, apalagi memberikan harapan-harapan dengan kata-kata goblok; cinta, sayang, rindu, kecup, cium atau apalah sejenis itu. Yang aku lakukan hanya mengimbangi mereka supaya jangan boring saja, tapi mereka selalu membalas dengan kata-kata yang serius yang membuat aku harus bangkit dari istirahat rutin. Untuk itu aku coba buat sajak, siapa tau diantara mereka atau anda yang membaca akan tahu siapa aku:

BIARKAN

pujian,
sanjungan,
manis
mengiris

sangat sadis aku menolak itu
tak ada keceriaannya disitu
hanya kedukaan yang terus mengerak sendu
makin lama melesak sesak ke paru-paru

selalu berkata rindu
tak pernah lepas dari syahdu
mendayu dan terus mendayu

aku bukan itu

sinta,
aku hanya pemburu
bukan pencumbu

vina,
penat aku dibuat melinu
hampir pecah otak ku

termangu, menunggu,
tinggalkan lah aku
sendiri berlalu
berdiri diatas abu abu

yah.... akhirnya aku harus berhenti sejenak karena aku belum siap menerima itu semua, cinta hanya rasa bukan berarti harus tidur bersama... Maaf kan aku sobat aku belum bisa menggapai cintamu, akankah kau sabar sebagaimana sajak chairil anwar dibawah ini:

PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

(Maret 1943)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

gambar mas djoko mantaaaaap...
katanya cuma make photoshop doang. Can u do that??