Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Jumat, Agustus 27, 2010

Minggu, Agustus 22, 2010

BALADA PAK SARJIO

BALADA PAK SARJIO

pak sarjio pak sarjio
hadirmu di malam buta
meski kaki tak beralas
kau tetap tersenyum sumringah
gerobak butut sumber hidup
senantiasa bergembira dibelakangmu
sesekali ia berdenyit cekikikan
karna roda hitam tumpuannya
hampir lima tahun tidak berganti

pak sarjio pak sarjio
malam ini putri mungilmu menemani
shakila namanya
usianya belum genap lima belas
tapi kau beri ia sebatang djarum super
"supaya jadi super layaknya jarum" katamu

hei... ini gerobak ku
iya gerobak mungil ini
bapak buatkan khusus untukku tadi pagi
shakila perkenalkan kekasih barunya padaku

pak sarjio pak sarjio
malam ini malam kesepuluh bulan puasa
kau lukai seisi jakarta dengan senyummu
dan lenggak lenggok si mungil shakila
tak ubahnya semangat tanpa batas
dan sesekali kakimu kau pijit
sebagai bukti usiamu tak muda lagi

kau ketuk tiap kendaraan yang melintas
tanpa kau sentuh jendelanya
anggukan kepala tanda peduli sesama
sekalipun nyamuk ganas kota jakarta
tetap kau jamu dengan senyum

pak sarjio pak sarjio
putrimu mulai mengantuk
kau ikatkan gerobak mungilnya
persis dibelakang gerobakmu
dan shakila meringkuk didalamnya

akan ku tarik bebanmu nak
malam ini masih sahabat kita
aku cinta hidup ini
hidup yang penuh semangat
hidup yang penuh aroma
hidup yang penuh perjuangan
dan yang pasti
aku cinta hidup mu

pak sarjio pak sarjio
letupan petasan memaksamu pulang
kerumah-rumahan yang kau cipta
dipelipir jalur perlintasan ular besi
hmm.... rumahku surgaku

(jakarta, 20 agustus 2010)

Selasa, Agustus 17, 2010

TAK BERTUAN

TAK BERTUAN

ini baru saja terjadi
tetapak sepatu masih menempel
pekat di lantai yang basah
konon ini sepatu tak bertuan

sepasang kaos kaki menari nari
memecah sunyi dilantai yang basah
terpeleset tersandung hingga terpelanting
pun ini tak bertuan

ceplak ceplok lelangkah sepasang sandal
berbahan karet kenyal berwarna pelangi
kali ini selip di lantai yang basah
kita akui ini tak bertuan

seklebat sapuan kain pel melenyapkan
mas yanto hadir dengan gagah
bersihkan segala yang menempel
di lantai yang masih basah
mas yanto juga tak bertuan

(jakarta, 17 agustus 2010)

Senin, Agustus 02, 2010

...

...

tak ada judul di sajak ini
begitupun jejak pejalan kaki
semua pergi dan berlalu
selayaknya cuaca hari minggu

tuhan sentuh ubun-ubun kepala singa
dan dikandangkannya seekor keledai disana
limbung, linglung, semakin bingung
keledai meringkik singa mengaum

apa tuhan mempermainkan umatnya?
titis mataku ini mencari arti
mungkinkah bumi masih jadi pijakan pasti?
mari berkumandang tegas meyakini semua
bahwa kita tak punya hak akan kendali hidup

(jakarta, 2 Agustus 2010)

APA

APA

tak mengerti apa yang dibenakku kala itu
aromamu masih tertinggal
masuk ke dalam tas merah ini
aku tak butuh peluk
pun aku tak butuh lenguhan kecil dari bibirmu
karna memang aku tak butuh apa-apa darimu
kali ini perjalanan hanya sebentar
sedari dulu menanti sudah tak ada arti lagi

sambangi aku lewat sajakmu
penuhi aku tanpa ragamu
tapi mengapa ini terjadi lagi
tak ada sambut sapa di telinga kiri?
mulutmu terantai kaku
kaki mu terbelenggu ragu
tanganmu tetap membatu
mungkinkah ini adalah makna menjamu
ya.. aku tak berada di kota kecilku
meski membusuk ini cuma palsu

kita pernah tahu dalam satu kata
ada ruh yang bersemayam disana
anggap saja semua adalah maya
yang nyata hanya pandangan mata
bulat menghitam putih melipir
semoga saja kata tak mendendam

bahasa apa ini?
bau tanah apa ini?
tak perlu kasihani?
aku tak hadir di jalan sepi
biarkan aku lewat
kakiku tak mau rapuh

(jogja, 1 Agustus 2010)

KAWAN

KAWAN

ku sapa kau sebagai kawan
karna tak ada pamrih dibalik kata itu
mari peluk aku lepaskan segala gundah
semua yang kau pikul tak membunuhmu
aku bangga melihatmu
kau lengkapi hidupmu dengan perhiasan dunia
perempuan tabah dan anak yang manja
kau berkeluh akan tak tega
dan lihat lah
ayah bundamu tak menuntut apa-apa

ku sapa kau sebagai kawan
kata indah sarat makna
sembilan tahun lamanya kita tak bersua
hanya sapa tanpa suara
dugaku dugamu
ternyata begitu mempesona
sangat berbeda berlainan arah
lalu aku datang kepadamu

ku sapa kau sebagai kawan
keyakinan bukan hambatan akan rasa
kau ingatkan akan kehidupan
aku terima semua bala upaya
tapi tanganku tak mampu menjamah ranahmu
kau biarkan hidup terus menghimpit citamu
kita masih sama tak ada yang berubah
curahkan semua kepadaku
karna ku sapa kau sebagai kawan

(jetis, 1 agustus 2010)

GADIS KECIL BERBAJU MERAHMUDA

GADIS KECIL BERBAJU MERAHMUDA

sedikit ku bagi cerita kepadamu
tentang gadis kecil berbaju merahmuda
pulas tidurnya dipangkuan bunda
tak sedikitpun dosa menggelayuti
laju perjalanan bukan soal baginya
karna hidup ini adalah ayah bunda tercinta
jam lima pagi ia terjaga tiba-tiba
dipandanginya berpuluhpuluh pasang mata

"hhmmm.... dunia masih ramai" gumamnya
tak ada sapa tutur dimulut yang mungil
cuma pandangan
ya cuma pandangan
tak lebih bahkan tak juga kurang

hooaawww...
lenguhan itu terdengar
lagi lagi ia menggosok gosok keduamatanya
kantuknya kembali mencekam
naluri sang bunda menawarkan pangkuan
ia melanjutkan perjalanan mimpinya

gadis kecil berbaju merahmuda
semoga kau tau apa arti dunia nyata.

(KA Progo, 31 juli 2010)