Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Minggu, April 14, 2013

TUHAN SEDANG MENYAMAR


TUHAN SEDANG MENYAMAR

langit mendung
hujan deras
petir menggelegar
ya. itulah Aku

setiap saat aku datang
meskipun tak kau undang
didalam pesta yang gemerlap
juga ketika tangis kematian

aku menjelma jadi jalanan
tapi kau tak kan pernah mengerti
bahwa tuhan mu telah kau injak-injak
kau ludahi, kau kencingi, bahkan kau hindari

kemarin,
tutur mu adalah aku
begitupun tutur ku adalah kamu
dan kita ada dalam satu tutur

aku menyerupa sampah
sedang kau menyerupa kasturi
kau terus membenci ku
sedang kau tak sempat aku hina

kau bergerombol mencari ku
berteriak-teriak atas nama ku
tapi aku ada disekitarmu
aku diam kau gebuki
aku ngomong kau tantang aku

pernah paling parah
aku menjelma menjadi mu
kamu menjelma jadi aku
dan kita tak pernah berjumpa

hari ini aku berada digenggam mu
kau genggam aku erat-erat
seolah aku hanya kepunyaanmu sendiri
dan kau berjanji hanya aku cintamu
namun kau tak sadar ucapmu itu
karena kau hanya sekadar berucap tidak berjanji

langit mendung
hujan deras
petir menggelegar
kembali kau bersajak tentang aku
dan aku kembalikan sajak itu padamu

(jakarta, 14 april 2013)