SYAIR INI BERJUDUL CINTA
mak!
hari ini aku menulis lagi
tak banyak mungkin
meski aku tak tahu maknanya
tapi, akan aku beri judul 'Cinta'
ya mak! tentang 'cinta' mak!
bukan kah kita selalu mengucapnya?
bukan kah kita terlalu sering mengumbarnya?
bukan kah kita senang mendengarnya?
bahkan kita terus mengharapkannya
tapi mak!
kau tak pernah menjelaskan apa itu 'cinta'
aku hanya tahu 'cinta' lewat sinetron di televisi
juga dari tetangga sebelah
ya mak!
setiap orang berkata 'cinta' mak!
yang konon katanya, itu sakral sampai ke arsy
tapi nyatanya, masih terus saja diumbar-umbar
aku tidak boleh benci mereka kan mak!?
sebab pesan mu:
kita harus saling berbuat baik, bukan saling membenci
eh... mak!
pagi tadi aku mendengar lagi
sepasang remaja saling berucap 'cinta'
bermula dengan indah, manis, serta ceria
kemudian mereka masuk ke kamar sebelah
dan entahlah apa yang terjadi disana
aku langsung berpikir mak!:
betapa senangnya mereka
karena mereka sudah tahu makna 'cinta'
dan aku iri mak!
beruntung sekali mereka mak!
mereka paham, aku tidak
mereka cinta, aku tidak
mereka tertawa, aku gila
dan mak!
aku mulai berprasangka pada mu, mak!
apakah kau juga tak tau maknanya?
atau kah kau terlalu pelit berbagi?
aku jadi semakin gila mak!
pernah kah terpikir oleh mu mak!
bahwa aku akan menanyakannya?
sebab kata orang-orang
aku ini terlahir karena 'cinta' mu
wah... wah... wah... mak!
bahkan orang-orang pun tau kau punya 'cinta'
sedangkan kau ini
masih terus saja paksa aku berpikir sendiri
aduh.. mak!
dimana ajaran mu dulu tentang berbagi?
dimana pesan mu dulu tentang memberi?
dimana ucap mu dulu tentang tulus?
dimana lagi aku harus bertanya mak!
aku lelah mak!
di setiap sudut bicara 'cinta'
di tiap judul film ada 'cinta"
di tiap bait lagu ada 'cinta'
dan aku masih terjebak karena tak tahu
tapi sudah lah mak!
mungkin kau lelah mengajari ku banyak hal
jadi...
biarlah hari ini aku menulis lagi
tak banyak mungkin
tapi, akan aku beri judul 'Cinta'
(Jakarta, 23 Februari 2014)