Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Kamis, April 24, 2008

SPLENDOR VERITATIS




SPLENDOR VERITATIS


kami hanyalah penopang tiap ambisi
menikmati mudahnya mereka memanjat
memandang sendu kibaran bendera megah
tapi kami masih tetap sebagai syarat

menganggap dirinya khalifah
maju berjalan mendongakkan kepala
tawar menawar harga nasib tiap kepala
hingga dirasanya tuhan itu tak ada

tengoklah,
kultur dijadikan kunci mati budaya
dan rasnya dianggap kuat unggulan utama
hilang sudah malu mencerca kata-kata mulia
karena paksa memaksa semakin indah menggema

menuntut tak ada suara
meminta jatah menjadi iba
dibuatnya kami tak tega
"maklum, karena kita masih muda"

(15 april 2008)

Sabtu, April 19, 2008

BAPAK



Betapa Aku Sangat Mengecewakan Bapak

pagi itu dengan mata yang berkaca-kaca
tampak raut harap tak terbendung dimuka bapak
dibolak-baliknya setiap halaman koran
mencari satu persatu diantara urutan nama

dengan kacamata minusnya ia menelusuri
setiap abjad huruf dan angka, tak ada yang terlewat
layaknya mencari jarum ditumpukkan jerami
lalu digerakkan melingkar pena ditangannya

tapi, itu tidak membuatnya berhenti mencari
malah semakin bersemangat lagi ia mencari
diantara ribuan nama yang tercetak disitu
ini untuk keempat kalinya ia baca koran yang sama

tanpa sadar eluhnya semakin keras
semakin keras ia mencari
semakin terlihat kepanikannya
semuanya nihil tanpa hasil

hingga akhirnya dihempaskan koran itu
hilanglah sudah mimik muka penuh semangat tadi
kini semua telah berganti dengan muka kecut masam
penuh penyesalan akan kehilangan harap

sembari mengisap rokok filter kesukaannya
duduklah ia diantara ceceran kertas-kertas koran tadi
matanya menerawang kosong, jauh entah kemana
melamunkan harapnya yang lenyap pagi itu

ternyata koran terbitan dua hari lalu itu
telah membuat hancur harapan bapak
memang itu kesalahan ku
bukan kesalahan bapak

walau aku punya alasan mengapa aku tidak diterima
harusnya aku yang menyesal, bukannya bapak
tapi tetap saja tak tega aku melihatnya
betapa aku sangat mengecewakan bapak

(18 April 2008)

Kamis, April 10, 2008

AYO KAWAN


AYO KAWAN

mereka mengeluh persoalan perut
sama, aku pun demikian
tau akan perihnya lapar
begitu juga dia

tapi bukan dengan cara diam
bersembunyi diantara ketiak kawan
majulah beriringan, biar engkau tahu
apa itu berjuang, kawan
pun biar dia tau apa itu perjuangan

kita menarik hak kita
bukan mencuri hak kita
kita hanya mempertahankan lumbung kita
bukannya ingin membakar ladang kita

aku yakin dia tahu apa yang kita ingin
hanya saja telinganya sudah tebal
dibisiki setan-setan penjilat pantat
tak ada kata yang bisa ia dengar, sepertinya

ayolah....
aku bukan ingin mempengaruhi mu
aku hanya ingin memperlihatkan apa itu hak
aku pun ingin mempertontonkan pengambilalihan hak kita
mana sambutan mu, kawan?

bagaimana aku bisa menuntut
kalau aku harus mencari tahu sendiri
bercerai berai, bergerak sendiri-sendiri
tak ada rasa persatuan satu sama lain

aku belum layak mati anjing, kawan
biarkan aku beri pelajaran kepadanya
tapi aku butuh dukungan mu, kawan
mari kita tantang resiko itu bersama

(jakarta, 10 april 2008)

Kamis, April 03, 2008

KODRATMU BUNDA


KODRATMU BUNDA?


bunda...
apa yang kau cari bunda?
tak cukupkah semua yang kau terima
biarlah aku urus semuanya
tak perlu kau bertangis peluh seperti itu
kodratmu cukup dicinta dan disayangi saja
bukan disetubuhi cemeti panas itu
berikanlah tuntutan itu padaku
sudah, jangan lagi kau ucapkan sendiri
sangat hina rasanya
kata-kata itu keluar dari mulut manismu
apakah aku tak layak menyuarakannya?
hingga kau harus berkoar sendiri?
cukuplah sudah kau permalukan aku
jangan kau tambah lagi rasa malu ku bunda
aku tak tahu apa suami mu dibalik semua ini
bersemedi dibalik cadar dan abayamu
kembalilah bunda
sayangilah aku bunda
aku butuh belaian halusmu
bunda.....

(jakarta, 03 maret 2008)