Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Selasa, Februari 12, 2008

BURUH

Kalau kita sedikit mengingat apa yang pernah dikatakan oleh guru-guru ataupun dosen-dosen pada waktu mengikuti matakuliahnya, mereka selalu mengajarkan bagaimana cara kita untuk tetep serius memperhatikan kuliah yang diberikannya dengan sedikit diembel-embeli bumbu penyedap, bahawasannya materi yang diberikannya itu akan sangat berguna dan bermanfaat sekali bagi para mahasiswa atau pelajar nantinya setelah lulus atau wisuda.

Dari sini akan ada dua sikap yang berbeda menanggapi fatwa dari sang kamus berjalan menyangkut pernyataannya, yang pertama; kelompok mahasiswa dengan keyakinan tinggi berasumsi bahwa nilai tinggi berserta ilmu yang banyak akan menyelamatkannya dari jurang kenistaan di mata masyarakat dengan disebut 'pengangguran', mereka beranggapan bahwa lapangan kerja semakin menipis maka akan terjadi persaingan besar-besaran di tingkat sarjana, memang anggapan itu tidaklah salah apalagi saat ini telah dinyatakan juga oleh pemerintah mengenai beban negara semakin bertambah dengan meningkatnya jumlah pengangguran di negara ini. Namun di lain pihak kelompok mahasiswa yang kedua; dengan keyakinan tinggi pula berasumsi bahwa nilai setinggi langit serta ilmu pengetahuan seluas jagat raya bukan semata-mata syarat baginya untuk lepas dari julukan pengangguran, karena mereka beranggapan hanya nasib sajalah yang menentukan hidupnya.

Kedua pendapat diatas walaupun berseberangan bisa kita jadikan sebagai acuan mengenai persoalan yang telah lama melilit usus besar kita. Dengan bersusah payah mereka bisa lulus dan keluar dari dunia maya, pendidikan yang penuh dengan andai-andai dan apabila itu.

Setelah semuanya terjun ke dunia sebenarnya, tidak lain yang diincar pertama kali adalah menjadi seorang buruh. Tergantung pilihan kadang, ada yang mau menjadi buruh kasar dengan penuh keringat dan tetesan darah agar bisa memenuhi kebutuhan perut buncitnya. Namun tidak sedikit dari kita mempunyai angan-angan walaupun menjadi buruh, jadilah buruh yang berseragam atau buruh yang berada di bawah bendera kebesaran perusahaan dan dan ujung-ujungnya bisa dengan santai tanpa harus bekerja dengan otot apalagi harus mengerutkan dahi untuk berfikir keras semua kebutuhan perut dan syahwatnya bisa terpuaskan.

Itu semua hanya angan-angan belaka yang pada akhirnya kita semua akan dihadapkan pada sebuah kehidupan nyata bahwa selain kita juga masih banyak manusia dengan otak dan imajinasi yang sama mempunyai keinginan seperti itu. Mau tidak mau juga kita akan tetap harus melewati perlintasan jalan di antara 11,6 juta jiwa yang 60% diantaranya adalah golongan angkatan muda produktif kerja.

Namun pilihan tetap pilihan. Silahkan ambil nomor undian mu. Tunggu saat dia datang.
====================================================================

JUBAH HITAM

selamat datang prajurit muda
lautan ini masih menantimu
tak ada fatwa dikertas bergaris
hanya angin saja menusuk perut

naiklah keatas kapal
terus dayung sampai tengah
perhatikan arah gerakmu
ombak akan terus mengepal

jangan menoleh kebelakang
tanggalkan jubah hitam itu
biarkan ia tenggelam
bersama mimpi indah mu
(12 februari 2008)

Tidak ada komentar: