Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Senin, Januari 28, 2008

TEWAS MENGENASKAN

CATATAN SURAM

kucing hitam jalan pelan
meloncat turun dari atap
tiga orang muncul dari dalam gelap
sembunyi menggenggam besi

kucing hitam jalan pelan-pelan
diikuti bayang-bayang
ketika sampai di mulut gang
tiga orang menggeram
melepaskan pukulan

bulan disaput awan meremang
saksikan perayaan kemiskinan
daging kucing pindah
ke perut orang!

(WIJI THUKUL, Solo, 1987)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Siang tadi tanggal 27 Januari 2008, sekitar pukul 12.45WIB, saya harus tersentak dengan datangnya seorang teman ke kamar kos-kosan, memaksa saya untuk bangun dari tidur....

Yah... seperti biasa saya harus istirahat minimal bisa membuat badan saya fit lagi. Setiap hari kebiasaan saya harus tidur sekitar 8 jam sehari, walaupun itu masih terasa kurang saat bangun sekitar pukul 2 sore. jadi sudah dipastikan kalau saya setiap hari tidur pagi, mau tidak mau itu sudah tuntutan hidup saya sebagai pekerja malam.

"jok... jok... bangun jok..." teman saya terus mengeluarkan kata itu berulang-ulang. Dengan rasa berat hati disertai rasa kantuk yang masih mendera, seperti menempel kelopak mata ini. Demi pertemanan saya dengan berat hati musti meladeni dia untuk bangun. Mungkin ini sudah menjadi kesalahan saya sendiri, bisa dikatakan kebiasaan buruklah tidak pernah mengunci kamar kalau sedang di sekitar kos-kosan.

"jok.... wes.. tangi o... moso' turu terus..." tambahnya, "wes.. mangan urung..?" tanyanya lagi. Dengan spontan saja saya jawab "mangan opo.... iki ae rung mari turune... wes digugah...". Maksudnya dia mau ngajak makan, akhirnya tawarannya saya iya kan. Gimana tidak di ajak makan gratis. Sebentar saya cuci muka tanpa sikat gigi, trus langsung meluncur ke rumah makan padang di sekitar rawa belong jakarta barat.

Lagi enak-enaknya makan, sekitar jam 1 lewat berapa saya harus dikejutkan lagi dengan berita di televisi (SCTV) waktu itu, yang mengabarkan bahwa Soeharto telah wafat. Spontan saja saya berucap "wah.... kayaknya malem ini jadi malem yang berat...", langsung di simbat teman saya tadi "salah sendiri mau pegang halaman news...".

Sekitar pukul 3.15WIB saya kembali ke kos-kosan. Lho... kok sepi.. yang laen pada kemana ya.. pikir saya. Trus saya teringat berita di TV tadi, pasti yang teman-teman dikos sudah berangkat ke kantor, karena rata-rata di kos-kosan ditempati para redaktur-redaktur di tempat saya bekerja.

Dan benar apa dugaan saya siang tadi, kalau malam ini jadi malam yang berat, bukan hanya buat saya sendiri tapi buat semua juga, karena semua koran daerah harus ngoplos berita dari koran nasional yang kebetulan saya layout. Pekerjaan baru selesai sekitar pukul oo.15WIB.

Terus terang saya pribadi sangat tidak menyukai tokoh suharto, yah... terserah kepada yang lain kalau ia jadi tokoh pujaan atau tokoh idola atau apalah namanya. Coba teman-teman tilik sejenak seorang Habibie 'the briliantman' yang amat sangat mengidolakan sekali sosok suharto itu, dari tahun 1998 lengsernya suharto sampai dengan hari ini suharto dan keluarganya selalu menolak kedatangan Habibie untuk bertemu dengan sang idola, terakhir ia tidak bisa bertemu di RSPP dengan alasan sang 'smiling general' sedang istirahat tidak bisa ditemu.

Saya hanya berharap dari kematiannya itu bisa membuat para penegak hukum lebih berani lagi untuk menegakkan hukum di NKRIR ini, karena mau tidak mau semua harus di usut, harta kekayaan maupun aset hutang piutang yang telah maupun masih terpakai oleh suharto dan para anak cicitnya itu adalah milik rakyat bukan milik pribadi. Bagaimana tidak, setiap ia menandatangani MoU itu kan selalu mengatasnamakan rakyat bukan keluarga besarnya, jelas dong itu harta milik kita, dan kita juga harus membayarnya.

Lah... kenyataannya sekarang, dia yang teken, terus dia yang makan, kok..malah kita yang harus bayar, kan jadi rancu. Saya sangat mendukung sekali teman-teman aktivis apabila meminta kepada para penegak hukum untuk menegakkan hukum yang sebenar-benarnya hukum, bukan hukum yang dibenar-benarkannya.

Saya hanya mengajak dan mengharapkan teman-teman untuk selalu berfikir positif dari pergerakan jangan melihat dari sudut pandang anarkisme atau rusuhnya saja. Toh.. yang diperjuangkan hak-hak kita juga.

Silahkan teman-teman untuk menilai layakkah penghargaan yang diberikan SBY selaku presiden NKRIR ini memberikan :
1. Hari berkabung nasional selama tujuh hari untuk suharto.
2. Penurunan bendera merah putih setengah tiang selama berkabung.
3. Penghormatan di depan mayat sang "ikon" koruptor.
4. Berduka cita dengan mengatas namakan bangsa dan rakyat NKRIR ini.
5. Penundaan proses hukum kasus pidana korupsi sang bapak pembangunan itu.

saya menjawab:
"SANGAT TIDAK LAYAK SEKALI"
bagaimana menurut anda????

-------------------------------------------p--e--n--u--t--u--p-------------------------------------------
dari aktivis '98 --WIJI THUKUL-- (korbannya suharto)

MOMOK HIYONG

momok hiyong si biang kerok
paling jago bikin ricuh
kalau situasi keruh
jingkrat jingkrat ia

bikin kacau dia ahlinya
akalnya bulus siasatnya ular
kejamnya sebanding nero
sefasis hitler sefeodal raja kethoprak

luar biasa cerdasnya
di luar batas culasnya
demokrasi dijadikan bola mainan
hak azazi ditafsir semau gue

emas doyan hutan doyan
kursi doyan nyawa doyan
luar biasa

tanah air digadaikan
masa depan rakyat digelapkan
dijadikan jaminan utang

momok hiyong momok hiyong
apakah ia abadi
dan tak bisa mati?

momok hiyong momok hiyong berapa ember lagi
darah yang ingin kau minum?

Tidak ada komentar: