Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Sabtu, Januari 26, 2008

BINGUNG PLUS BOSEN

BERCERAI
Chairil Anwar

Kita musti bercerai
Sebelum kicau murai berderai.

Terlalu kita minta pada malam ini.

Benar belum puas serah menyerah
Darah masih berbusah-busah.

Terlalu kita minta pada malam ini.

Kita musti bercerai
Biar surya ?kan menembus oleh malam di perisai

Dua benua bakal bentur-membentur.
Merah kesumba jadi putih kapur.

Bagaimana ?
Kalau IDA, mau turut mengabur
Tidak samudra caya tempatmu menghambur.
(7 juni 1943)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

semakin hari
semakin ndak jelas
semakin bingung
semakin tenggelam
semakin penat
semakin mengeluh
semakin nyungsep

hidup dimakan rutinitas
maya hadir di benak
tidak ada kejelasan
hanya dijadikan pemuas
sekaligus pelumas

tidak ada harga
yang ada hanya rasa
berbuat selalu koreksi
bertindak untuk saksi

tidak ada yang berarti
spesial hanya dibuat mimpi
keinginan tampil di kamar mandi
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


menatap sekeliling hanya wajah sendu
yang terlihat, sedikit keceriaan
walau terkadang ada riuh kecil
suara cekikikan

sang bapak berdiri tegak
dengan gagah berarak
tak ingin bertemu anak
sang anak hanya minta ditanak

seberat inikah hidup
sampai-sampai kuncup
tak mau untuk hidup
jangan lihat!
terus tertunduk!
itu bukan bapakmu

2 komentar:

Idrus Fhadli mengatakan...

emang edan tuh puisinya chairil anwar. keren...

satu tanda tanya atas beliau (chairil), siapakah gerangan 'IDA' yang sesekali tampil di bait-bait puisinya???

lam kenal wong kito :)

Anonim mengatakan...

tapi pak djoko juga gak kalah hebatnya dalam menulis. Mantaaaap!!