Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Jumat, Juni 11, 2010

ANTARA BUMI DAN AKU



ANTARA BUMI DAN AKU


membrengus bumi yang semakin hangus

tanah pecah kering kerontang

dan tubuh lunglai berjalan diatasnya

dari kejauhan siulan geram tak merdu

ya sang gagak tampil di siang hari

kenakan jirah lelapnya tanpa kilap

pekat karat menempel tanpa sekat


membrengus bumi yang tak cantik

hijau rerumputan kian menguning

terjuntai kuning hilang kepala

disekitarnya kerumunan kambing ceking

cekikikan mengunyah penuh berkah

dan penggembala buta santai nyelonjor

karna kaki bau adalah hadiah terindah dari tuhan


membrengus bumi yang tak bulat

dedaunan segar dikerubuti lalat

hingga anjing kurap kerap mencaci

mengapa ia tak makan sayur

meski sang anjing tetap dirantai

bukan pengaruh baginya berimaji

liur menetes bagai ledeng di komplek cukong


membrengus bumi yang batuk dahak

disiram hujan yang hilang akal

kau tau hujan kini talah bercerai dari awan?

kau tau apa alasannya?

konon awan tak berjeniskelamin

ya kini hujan dapat pacar dari jenisnya

sungai goblok yang mengalir bingung

terkadang deras terkadang pula tenang

yang pasti sungai berikrar demi bersetubuh


membrengus bumi yang kian girang

penuh perkara sepele namun genting

meski demikian bumi adalah ciptaan terbaik tuhan

melebihi malaikat, dewa bahkan manusia

setiap dua kali sehari ia onani sembari

menonton persetubuhan matahari dan bulan


membrengus bumi yang gelandangan

tak pernah mau menjawab dimana rumahnya?


(jakarta, 11 Juni 2010)

Tidak ada komentar: