PULANGtapi engkau bukan lagi bintang cahya,
engkau kerap berkerut,
redup sayu diantara mega
harap rapuh di dada pejalan kaki.
sibakan tabir buah ratap,
akan menebak titik sinar,
terus benderang,
ah, dada yang terluka, meradang,
pulang kebelakang.
(jakarta, 20 Juni 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar