Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Kamis, Mei 14, 2009

NYA KALAHKAN AKU



Pabila sebuah usaha pertemanan tanpa disengaja telah menjadi petaka satu hubungan romantisme. Praha kamis dini hari sangat tepat untuk paksa semua kembali seperti sediakala: Individualis, picik, asumsi.


Dan. Hari ini dimulai pada kata berhenti. Walau berhenti tak menghentikan segala bentuk usaha membangun hubungan. Apalagi membunuh realitas kehidupan pribadi serta kepublikan. Mungkin hanya akan mengungkapkan lagi kata gagal yang pernah terlewat.


Lagi-lagi kebersamaan kata dan suara yang terus dijadikan perkara asumsi negatif. Padahal, untuk mengetahui seberapa jujur seseorang akan lebih efektif melalui bahasa tutur. Sebuah hubungan akan terus terjalin dengan damai ketika pelakonnya sendiri merasa memiliki satu selera, satu penyepakatan. Pada akhirnya layak untuk dinikmati dan dijalani. Bukan dengan saran, pun bukan pula dengan paksaan.


Sebagaiamana telah dibicarakan. Membaca. Mengukur. Adalah pedoman yang paling tepat untuk merangkai jalinan pertemanan ini secara baik. Karna segala bentuk usaha Menyikapi berawal dari dua kata itu. Tujuannya tidak lebih, hanya menemukan pola-pola baru dalam menata kehidupan lebih baik sesuai dengan apa yang diinginkan pribadi pelakon, juga publik yang berperan sebagai pengonsumsinya.


Baiknya runut kembali awal mula terjadinya petaka itu. Rumput ilalang takkan mampu tumbuh tanpa perantara air.


Aku masih tetap sama. Tanpa saran. Hanya mengingatkan untuk beristirahat sejenak. Sampai tiba waktunya nanti akan ada pergerakan yang berarti. Lagi.


------


NYA Kalahkan Aku


Putuskan hanya kepada NYA

Tuhan pencipta kamu

Rasakan hanya kepada NYA

Tuhan pelembut kamu

Berikan hanya kepada NYA

Tuhan pembentuk kamu

Suarakan hanya kepada NYA

Tuhan pendengar kamu

Undurkan hanya kepada NYA

Tuhan penguasa kamu

Tegaskan hanya kepada NYA

Tuhan penyayang kamu

Nyatakan hanya kepada NYA

Tuhan pengasih kamu


Aku masih bertuhan kepada NYA

Dialah NYA

Moral, Rasa, serta Keindahan

Dan NYA mengalahkan Aku


(Palembang, 14 Mei 2009)

Tidak ada komentar: