
SAJAK KHAYAL
pernah sekali waktu dalam khayalku
aku ingin menuliskan sajak indah untukmu
walau terus ku cari dibalik cahaya sinar lampu
tetap saja tak ada satu kata pun bisa aku tuliskan
pernah juga sekali waktu dalam khayalku
aku ingin menuliskan sajak spesial untukmu
sampai harus ku cari kesemua penjual kerabu
tetap saja tak ada satu kata pun bisa aku tuliskan
pernah yang paling parah dalam khayalku
kau datang menagih semua sajak-sajak itu
keblingsatan aku harus mencari ditiap toko buku
sayangnya tetap tak ada satu kata pun bisa aku tuliskan
(19 februari 2008)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK KHAYAL [2]
dia tak pernah di undang kesini
tapi mengapa dia harus datang
selalu mengusik dengan bisikan
merinding rasanya
dia seakan ingin mengisi hari-hari
tapi tak tau apa yang diingininya
selalu mengharapkan ku nanti
dingin ungkapnya
dia singgah di tiap dingin malam
tapi tak pernah ku tentang maunya
selalu saja jangkrik jadi alasan klasik
cobalah ingatnya
dia tetap saja termangu di sudut tembok
tapi tak tampak kwan im disitu
selalu menatap bulat bulan purnama
mulai hangat katanya
dia mencoba memalingkan kearah jam
tapi hampir tak kuindahkan
selalu membuat butiran tetes di mata
hilang lah ia selamanya
1 komentar:
Khayal, seringnya jadi penghancur yang nyata. Segalanya kan selalu nampak seperti yang sudah sudah karna kita selalu (hanya berani) berdiri di dalam khayal.
Posting Komentar