Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Selasa, April 22, 2014

ANDAI SAJA

ANDAI SAJA

Andai saja setiap hari adalah kamis
mungkin kita akan terus menangis
meratapi rutinitas tanpa jeda

Andai saja usia kita semua sama
bisa jadi kita akan saling mencinta
untuk bisa saling tebar pesona

Andai saja rintik hujan tak pernah turun
pastilah penjaja kipas akan tertawa
meraup laba sebesar-besarnya

Andai saja dewasa itu tak ada
aku berharap untuk terus di buaiannya
diombang-ambing dengan manja

Andai saja pria wanita itu tak beda
pastilah tak ada cemburu di antara kita
karena kita akan selalu gembira

Andai saja kota ini tak ada rumah
aku yakin semua merasa merdeka
sebab kita di bawah naunganNya

Andai saja semua seperti saya
tak terbayangkan dunia ini tanpa warna
yang tersisa hanya kelabu senja belaka

Andai saja tak ada yang butuh makan
benarkah bakal tidak ada kekuasaan
yang menindas dengan penipuan?

Andai saja si miskin semuanya jadi kaya
aku yakin tuhan akan terkekeh riang
ya... itu lah tanda kiamat segera menjelang

(Jakarta, 22 April 2014)

Minggu, Februari 23, 2014

Sajak Kemerdekaan

Sajak Kemerdekaan

hari ini sajak kemerdekaan berkumandang lagi
masih sama masih menggetarkan
meski sang proklamator melesak sesak
didalam kotak plastik buatan jepang

hari ini di brendengan toko elektronik
nasionalisme masih berdendang
layaknya sinden goyang pinggul
satu logo berbingkai hati putih
bertuliskan:
"AKU CINTA PRODUK DALAM NEGERI"

(jakarta, 12 Januari 2014)

SYAIR INI BERJUDUL CINTA

SYAIR INI BERJUDUL CINTA

mak!
hari ini aku menulis lagi
tak banyak mungkin
meski aku tak tahu maknanya
tapi, akan aku beri judul 'Cinta'

ya mak! tentang 'cinta' mak!
bukan kah kita selalu mengucapnya?
bukan kah kita terlalu sering mengumbarnya?
bukan kah kita senang mendengarnya?
bahkan kita terus mengharapkannya

tapi mak!
kau tak pernah menjelaskan apa itu 'cinta'
aku hanya tahu 'cinta' lewat sinetron di televisi
juga dari tetangga sebelah

ya mak!
setiap orang berkata 'cinta' mak!
yang konon katanya, itu sakral sampai ke arsy
tapi nyatanya, masih terus saja diumbar-umbar

aku tidak boleh benci mereka kan mak!?
sebab pesan mu:
kita harus saling berbuat baik, bukan saling membenci

eh... mak!
pagi tadi aku mendengar lagi
sepasang remaja saling berucap 'cinta'
bermula dengan indah, manis, serta ceria
kemudian mereka masuk ke kamar sebelah
dan entahlah apa yang terjadi disana

aku langsung berpikir mak!:
betapa senangnya mereka
karena mereka sudah tahu makna 'cinta'
dan aku iri mak!

beruntung sekali mereka mak!
mereka paham, aku tidak
mereka cinta, aku tidak
mereka tertawa, aku gila

dan mak!
aku mulai berprasangka pada mu, mak!
apakah kau juga tak tau maknanya?
atau kah kau terlalu pelit berbagi?
aku jadi semakin gila mak!

pernah kah terpikir oleh mu mak!
bahwa aku akan menanyakannya?
sebab kata orang-orang
aku ini terlahir karena 'cinta' mu

wah... wah... wah... mak!
bahkan orang-orang pun tau kau punya 'cinta'
sedangkan kau ini
masih terus saja paksa aku berpikir sendiri

aduh.. mak!
dimana ajaran mu dulu tentang berbagi?
dimana pesan mu dulu tentang memberi?
dimana ucap mu dulu tentang tulus?
dimana lagi aku harus bertanya mak!

aku lelah mak!
di setiap sudut bicara 'cinta'
di tiap judul film ada 'cinta"
di tiap bait lagu ada 'cinta'
dan aku masih terjebak karena tak tahu

tapi sudah lah mak!
mungkin kau lelah mengajari ku banyak hal
jadi...
biarlah hari ini aku menulis lagi
tak banyak mungkin
tapi, akan aku beri judul 'Cinta'

(Jakarta, 23 Februari 2014)