BALADA PAK SARJIO
pak sarjio pak sarjio
hadirmu di malam buta
meski kaki tak beralas
kau tetap tersenyum sumringah
gerobak butut sumber hidup
senantiasa bergembira dibelakangmu
sesekali ia berdenyit cekikikan
karna roda hitam tumpuannya
hampir lima tahun tidak berganti
pak sarjio pak sarjio
malam ini putri mungilmu menemani
shakila namanya
usianya belum genap lima belas
tapi kau beri ia sebatang djarum super
"supaya jadi super layaknya jarum" katamu
hei... ini gerobak ku
iya gerobak mungil ini
bapak buatkan khusus untukku tadi pagi
shakila perkenalkan kekasih barunya padaku
pak sarjio pak sarjio
malam ini malam kesepuluh bulan puasa
kau lukai seisi jakarta dengan senyummu
dan lenggak lenggok si mungil shakila
tak ubahnya semangat tanpa batas
dan sesekali kakimu kau pijit
sebagai bukti usiamu tak muda lagi
kau ketuk tiap kendaraan yang melintas
tanpa kau sentuh jendelanya
anggukan kepala tanda peduli sesama
sekalipun nyamuk ganas kota jakarta
tetap kau jamu dengan senyum
pak sarjio pak sarjio
putrimu mulai mengantuk
kau ikatkan gerobak mungilnya
persis dibelakang gerobakmu
dan shakila meringkuk didalamnya
akan ku tarik bebanmu nak
malam ini masih sahabat kita
aku cinta hidup ini
hidup yang penuh semangat
hidup yang penuh aroma
hidup yang penuh perjuangan
dan yang pasti
aku cinta hidup mu
pak sarjio pak sarjio
letupan petasan memaksamu pulang
kerumah-rumahan yang kau cipta
dipelipir jalur perlintasan ular besi
hmm.... rumahku surgaku
(jakarta, 20 agustus 2010)
1 komentar:
aku perlu dua tiga kali baca, untuk mencernanya.. potret sosial yg mestinya membangkitkan kesadaran bagi semua drngan melakukan apapun, seperti penyair dengan puisinya ini, yang bisa menjadi jembatan.
Posting Komentar