
SAMA MENANTI
dari sini,
ku lambaikan tanganku,
agar semua tahu
kalau kita saling tahu,
dari sini,
ku jejakkan langkah kakiku,
agar semua tahu
kalau kita masih bersepatu,
dari sini,
ku pertaruhkan harap ibuku,
agar semua tahu
kalau kita masih ber ibu,
dari sini,
ku perlihatkan sadarku,
agar semua tahu
kalau kita masih bermimpi,
hari ini,
sedihku kian menggunung,
menyaksikan daun-daun hijau
merontokkan diri dihadapan
batang-batang sombong tak berkepala,
mengalah pada ulat-ulat
penghisap getah,
menundukkan kasih terhadap
dua sisi bergambar,
mengokohkan diri dibalik
rerimbunan daun-daun hijau,
aku tidak sendiri,
semua merasa sama,
kita semua sama,
menanti, menunggu,
berharap, akan menghadap
tanah penuh sampah.
(jakarta, 22 mei 2008)
dari sini,
ku lambaikan tanganku,
agar semua tahu
kalau kita saling tahu,
dari sini,
ku jejakkan langkah kakiku,
agar semua tahu
kalau kita masih bersepatu,
dari sini,
ku pertaruhkan harap ibuku,
agar semua tahu
kalau kita masih ber ibu,
dari sini,
ku perlihatkan sadarku,
agar semua tahu
kalau kita masih bermimpi,
hari ini,
sedihku kian menggunung,
menyaksikan daun-daun hijau
merontokkan diri dihadapan
batang-batang sombong tak berkepala,
mengalah pada ulat-ulat
penghisap getah,
menundukkan kasih terhadap
dua sisi bergambar,
mengokohkan diri dibalik
rerimbunan daun-daun hijau,
aku tidak sendiri,
semua merasa sama,
kita semua sama,
menanti, menunggu,
berharap, akan menghadap
tanah penuh sampah.
(jakarta, 22 mei 2008)
2 komentar:
biarkan kumuh masih bersarang
jua ladang tiada hasil
sampah berserak tak jua usai
atau mimpi tetaplah mimpi
Tapi ingatlah tentang sang jiwa
harum bunga tetaplah semerbak
mutiara tetaplah berkilat
penantian tak sia-sia
pada cinta hakiki
biarkan yang berdiam
atau nan ikut jadi sampah
asal ragamu berpadu mesra
dalam rajut asa nan gemilang
(KL.4.18 pm, 22-05-08)
no comment here?
Posting Komentar