
Sangat hebat atau lebih tepatnya sukses besar aku memberi penghargaan atas film itu. Bagaimana tidak, selain film ini diangkat dari sebuah novel bestseller film ini juga konon bercerita mengenai apa itu cinta (katanya). Sekali lagi sukses besar, sukses besar, memang layak bagi ku untuk mengacungkan jempol, walaupun aku sendiri tidak pernah menontonya apalagi membaca novelnya, tapi tetap aku akui inilah sukses besar atas sebuah karya.
Kalau kita mau menilisik lagi, kesemuanya itu tidak akan bisa terjadi apabila tidak ada antusiasme dari para mahluk pencari cinta (iya kita-kita ini) mendambakan sosok seorang fachri yang alim dan sang aisyah yang penuh misteri.
Tapi tetap saja aku harus menghindari menonton film ini, Loh.. Kenapa bang? Ya... sebagaimana telah aku paparkan sebelum ini, aku sangat menghindari segala bentuk yang berbau percintaan antara dua manusia, baik itu berupa film, puisi, lagu ataupun stensil kuno. Sebagai manusia yang penuh akan lupa, aku tetap beranggapan aku belum siap mencintai seseorang akhwat/harim/wanita/perempuan/cewek/awewek/betino atau apalah sebutan yang mengatasnamakan keturunan adam berjenis kelamin sama sepert hawa.
Ada satu hal yang aku kurang menyetujui konsep dari novel atau film itu, apalagi kalau bukan penggabungan antara percintaan dua insan yang dikait-kaitkan dan dihubung-hubungkan dengan keyakinan suatu pemeluk agama (muslim). Aku bukan orang suci, aku juga bukan orang alim, pun aku bukan fachri. Aku hanya orang goblok yang tak kenal akan cinta untuk saat ini.
maaf kan aku......
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAAT BAYANGAN ITU DATANG
saat bayangan itu datang
terasa aneh memang
semakin ia mendekat
semakin terasa ia mendekap
tak tampak siapa dibalik jubah itu
yang terlihat hanya bayangan
ingin rasanya lari dari dekapnya
semakin lama,
semakin terasa dingin disini
sosok itu mulai tersenyum
seraya berkata
"biarkanlah aku menenangkanmu,
sebab aku lah izrail sang utusan-Nya"
(jakarta, 06 maret 2008)
saat bayangan itu datang
terasa aneh memang
semakin ia mendekat
semakin terasa ia mendekap
tak tampak siapa dibalik jubah itu
yang terlihat hanya bayangan
ingin rasanya lari dari dekapnya
semakin lama,
semakin terasa dingin disini
sosok itu mulai tersenyum
seraya berkata
"biarkanlah aku menenangkanmu,
sebab aku lah izrail sang utusan-Nya"
(jakarta, 06 maret 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar