
Apa yang kau cari bunda. Ketika teriakan histeris keluar dari mulut wanita-wanita pencinta boyband. Menyentuh hati kah? atau menyentuh kemaluan? Sedikit rahasia selalu menjadi kebanggaan bukan? Tapi bunda terlalu banyak bicara. Akal ku tak mampu berkata langit. Karena langit milik tuhan, begitu juga aku, kamu, dia. apalagi barack obama.
Biarkan kehampaan menyertai himpitan kekosongan. Jangan dibantah lagi. Stop. hentikan pencarian pintu langit menuju tuhanmu. Yang aku tahu, semua bertuhan kepada hasrat keingintahuan pemecah nafsu. Sedang, tarik nafas kehidupan jibril tak pernah terpikir bagi kita, bukan?. Sebab, betapa berat tugas yang disandangnya. Lalu betapa tegar sosok jibril dimana?
Bagaimana dengan Ridwan? pribadi penuh keindahan, idola ibu-ibu muslimah apalagi perawan-perawan pencinta al-kitab. Walau di blok seberang, berdiri kokoh gerbang dengan penjaga sangar berangasan.
Ya. Malik. Tokoh yang begitu amat sangat dihindari keturunan Adam. Walau aku menganggapnya pembunuhan karakter sang penjaga gerbang.
Lalu. Kemana langkah kaki pencari tuhan harus berjalan? Bukankah tak ada pertanyaan lagi?
Selagi tuhan sibuk menyusun tumpukan skenario hati hambanya. Selalu saja perkara mencari tahu pintu langit masih tercecer jauh. Dengan anggapan. Aku Punya Kuncinya!!!
Betapa indah angan-angan itu. Baiknya aku kembali kanak-kanak. Merasai tiap detik yang penuh harga. Menjiwai tiap kata yang masuk telinga. Menikmati bunga kecil dihadapan mata. Mengangani menjadi dewasa.
Dan sekarang, waktu telah dengan lancang menggerogoti angka-angka almanak. Menambah nominal ketuaan diri diantara kekosongan menyerupai kegosongan bara. Begitupun langit. Tetaplah langit. Penuh rahasia. Biarkan ia tertutup. Karena itu rahasia. Bukan wacana. Tak kan ada rahasia bila semua berkata: "Aku pun pernah tahu rahasia itu".