Bukan Kristen atau Yahudi atau Muslim, bukan Hindu, Budha, sufi, atau zen. Bukan agama atau sistem budaya apa pun. Bukan dari Timur atau Barat, bukan keluar dari samudera atau timbul dari darat, bukan alami atau akhirat, bukan dari unsur-unsur sama sekali. Aku bukan wujud, bukan entitas di dunia ini atau akhirat, bukan dari Adam atau Hawa atau cerita asal-usul mana pun. Tempatku adalah Tanpa-Tempat, jejak dari yang Tanpa-Jejak. Bukan raga maupun jiwa.

Minggu, Februari 23, 2014

Sajak Kemerdekaan

Sajak Kemerdekaan

hari ini sajak kemerdekaan berkumandang lagi
masih sama masih menggetarkan
meski sang proklamator melesak sesak
didalam kotak plastik buatan jepang

hari ini di brendengan toko elektronik
nasionalisme masih berdendang
layaknya sinden goyang pinggul
satu logo berbingkai hati putih
bertuliskan:
"AKU CINTA PRODUK DALAM NEGERI"

(jakarta, 12 Januari 2014)

SYAIR INI BERJUDUL CINTA

SYAIR INI BERJUDUL CINTA

mak!
hari ini aku menulis lagi
tak banyak mungkin
meski aku tak tahu maknanya
tapi, akan aku beri judul 'Cinta'

ya mak! tentang 'cinta' mak!
bukan kah kita selalu mengucapnya?
bukan kah kita terlalu sering mengumbarnya?
bukan kah kita senang mendengarnya?
bahkan kita terus mengharapkannya

tapi mak!
kau tak pernah menjelaskan apa itu 'cinta'
aku hanya tahu 'cinta' lewat sinetron di televisi
juga dari tetangga sebelah

ya mak!
setiap orang berkata 'cinta' mak!
yang konon katanya, itu sakral sampai ke arsy
tapi nyatanya, masih terus saja diumbar-umbar

aku tidak boleh benci mereka kan mak!?
sebab pesan mu:
kita harus saling berbuat baik, bukan saling membenci

eh... mak!
pagi tadi aku mendengar lagi
sepasang remaja saling berucap 'cinta'
bermula dengan indah, manis, serta ceria
kemudian mereka masuk ke kamar sebelah
dan entahlah apa yang terjadi disana

aku langsung berpikir mak!:
betapa senangnya mereka
karena mereka sudah tahu makna 'cinta'
dan aku iri mak!

beruntung sekali mereka mak!
mereka paham, aku tidak
mereka cinta, aku tidak
mereka tertawa, aku gila

dan mak!
aku mulai berprasangka pada mu, mak!
apakah kau juga tak tau maknanya?
atau kah kau terlalu pelit berbagi?
aku jadi semakin gila mak!

pernah kah terpikir oleh mu mak!
bahwa aku akan menanyakannya?
sebab kata orang-orang
aku ini terlahir karena 'cinta' mu

wah... wah... wah... mak!
bahkan orang-orang pun tau kau punya 'cinta'
sedangkan kau ini
masih terus saja paksa aku berpikir sendiri

aduh.. mak!
dimana ajaran mu dulu tentang berbagi?
dimana pesan mu dulu tentang memberi?
dimana ucap mu dulu tentang tulus?
dimana lagi aku harus bertanya mak!

aku lelah mak!
di setiap sudut bicara 'cinta'
di tiap judul film ada 'cinta"
di tiap bait lagu ada 'cinta'
dan aku masih terjebak karena tak tahu

tapi sudah lah mak!
mungkin kau lelah mengajari ku banyak hal
jadi...
biarlah hari ini aku menulis lagi
tak banyak mungkin
tapi, akan aku beri judul 'Cinta'

(Jakarta, 23 Februari 2014)